Mata Kuliah : Sanggar Bahasa dan Sastra
Bobot : 4
SKS
Disusun oleh
kelompok IV
Nopenius Zai
Santi Appritani Saruksuk
Dosen Pengampu,
Riana, S.Pd.,M.Pd.
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI (FPBS)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
T.A. 2010/2011
KATA PENGANTAR
Terima kasih kami ucapkan Kepada
Tuhan yang Mahakuasa, atas penyertaan-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini penulis sudah berupaya
semaksimal mungkin untuk mencari referensi, namun hanya ini yang kami dapatkan.
Makalah ini membahas tentang “Mendeskripsikan
Bagaimana Mengenal Naskah Drama Pentas
dan Skenario”.
Lewat lembaran kata pengantar
ini, kami menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sanggar
Bahasa dan Sastra Indonesia (Riana, S.Pd.,M.Pd.) dan juga kepada rekan-rekan
mahasiswa dan pegawai perpustakaan yang telah memberikan masukan serta
meminjamkan buku referensi kepada kami.
Kami menyadari bahwa penyusunan
makalah ini kurang sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran,
dan pertanyaan dari saudara/i mahasiswa maupun ibu dosen pengasuh mata kuliah
yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Gunungsitoli, 1 Oktober 2010
Penulis,
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar
Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan
................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
I.
NASKAH DRAMA
A. Pengertian
................................................................................... 2
B. Bagian-bagian
Naskah Drama .................................................... 2
C. Unsur-unsur
Naskah Drama ....................................................... 3
D. Pembagian
Tokoh Cerita ............................................................ 5
II. SKENARIO
...................................................................................... 6
Contoh
Naskah Drama ............................................................................. 7
BAB
II PENUTUP ................................................................................................ 10
A. Kesimpulan
......................................................................................... 10
B. Saran
................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................ 11
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Drama merupakan salah satu karya sastra yang
bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi
melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh beda dengan
lakuan serta dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam karya
sastra dituliskan keadaan dan kehidupan sosial suatu masyarakat,
peristiwa-peristiwa, ide, dan gagasan, serta nilai-nilai yang diamanatkan
pencipta lewat tokoh-tokoh cerita. Sastra mempersoalkan manusia dalam beberapa
aspek kehidupannya, sehingga karya sastra berguna untuk mengenal manusia, dan
kebudayaan.
Dalam memerankan suatu drama bukan
hanya sekedar, tetapi secara sungguh-sungguh. Agar drama itu dapat berlangsung
dengan baik, maka naskah diperlukan. Melalui naskah drama dapat membantu untuk
berlangsungnya pementasan suatu drama.
B.
Tujuan
Setiap aktivitas memiliki suatu
tujuan. Adapun tujuan yang dimaksud :
1.
Kita dapat mengidentifikasi bagian-bagian naskah
drama.
2.
Kita dapat menjelaskan struktur cerita di dalam
salah satu drama.
3.
Kita dapat mengajarkan drama apabila nanti kelak
menjadi pengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
MENDESKRIPSIKAN BAGAIMANA MENGENAL NASKAH
DRAMA
PENTAS DAN SKENARIO
I. NASKAH DRAMA
A.
Pengertian
Naskah drama adalah karangan yang berisi sebuah kisah dengan nama-nama
tokoh dan dialog yang diucapkan. Keterangan tentang akting dan keadaan suatu
adegan ditambahkan untuk memperjelas adegan dan membantu pameran mengerti
akting bagaimana yang sebaiknya dilakukan.
B.
Bagian-bagian
Naskah Drama
Ada beberapa istilah yang berkaitan
dengan bagian-bagian naskah drama, yaitu :
a.
Babak
Babak
merupakan bagian terbesar dalam lakon drama. Pengarang cerita dapat mengatur
lakonnya dalam sejumlah babak. Hal ini tergantung pada panjang pendeknya lakon
yang dikarang. Umumnya untuk menandakan berakhirnya sebuah babak, ditandai
dengan adanya perubahan setting.
Perubahan setting ini bisa berupa
perubahan waktu kejadian atau tempat kejadian. Babak merupakan bagian dari
naskah drama yang merangkum semua
kejadian yang berlangsung pada satu tempat dalam urutan waktu yang telah
ditetapkan.
b.
Adegan
Adegan
yaitu bagian-bagian di dalam setiap babak. Sebuah adegan hanya menggambarkan
satu suasana yang merupakan rentetan keadaan yang ada pada satu babak. Untuk
menunjukkan tanda berakhirnya sebuah adegan biasanya ada penambahan dan
pengurangan pelaku dalam pentas, tetapi tidak merubah setting.
c.
Prolog
Prolog,
yaitu pembuka pada sebuah lakon drama sebagai pengantar secara umum mengenai
lakon yang akan dipentaskan. Jadi, prolog itu berfungsi untuk menyiapkan
penonton agar terlibat ke dalam suasana lakon yang akan disaksikannya. Prolog,
yaitu bagian naskah yang di tulis pengarang pada bagian awal.
Pada
prinsipnya, prolog itu berupa pengantar naskah yang berisi satu atau beberapa
keterangan atau pendapat pengarang berkenaan dengan cerita yang akan disajikannya. Keterangan tersebut
bisa berupa persoalan, gagasan, pesan pengarang, jalan atau alur cerita (plot), latar belakang cerita, tokoh
cerita dan sebagainya. Hal itu diharapkan dapat membantu pembaca atau penonton
di dalam memahami, menghayati, dan menikmati cerita.
d.
Dialog
(Percakapan)
Dialog
merupakan percakapan antara pemain, biasanya juga disebut wawanka. Melisankan dialog itu harus sesuai dengan penjiwaan
emosional. Di samping itu juga artikulasi dan volume yang diucapkan harus
jelas. Dialog merupakan satu-satunya cara pengarang untuk mengungkapkan ide
atau gagasan yang dirasakannya.
Dialog
adalah bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara tokoh yang satu
dengan tokoh lainnya. Dialog itu sangat penting di dalam sastra drama. Oleh
karena itu, sebuah karya sastra tidak bisa dikatakan sebagai karya sastra drama
apabila tidak dibangun oleh dialog.
Dialog
atau percakapan yang dituliskan di dalam sastra drama disebut wawancang, sedangkan bagian yang tidak
merupakan dialog atau percakapan disebut kramagung.
Wawancang, yaitu percakapan atau
dialog yang harus dihafalkan oleh seluruh aktor. Menghafalkan wawancang, tidak
hanya menghafalkan kata-kata saja, tetapi harus menemukan intonasi yang tepat
dari semua dialog yang diucapkan. Selain itu juga dibutuhkan vokal dan
kemampuan mengucapkan diksi dan artikulasi yang jelas. Dalam sebuah wawancang
mungkin saja mengandung rasa marah, ragu, jengkel, sedih, bahagia, takut atau
benci. Kramagung biasanya di tulis di
dalam kurung atau hurufnya dibedakan dengan huruf pada wawancang.
Kramagung ditulis berupa perintah
singkat agar aktor melakukan akting secara visual. Di dalam istilah Inggris,
karamagung disebut stage direction
atau business.
e.
Monolog
Monolog
yaitu suatu percakapan seorang pelaku dengan dirinya sendiri. Dengan cara
melakukan monolog, penonton bisa mengetahui apa yang tengah dirasakan pemain.
f.
Epilog
Epilog
biasanya berupa kesimpulan pengarang mengenai cerita. Kadang-kadang kesimpulan
itu disertai dengan nasihat atau pesan. Ada juga epilog yang dibarengi dengan
ucapan terima kasih pengarang dan para pemain kepada penonton yang menyaksikan
pergelaran. Epilog merupakan kata penutup pada penghujung pergelaran lakon
drama. Fungsinya adalah untuk menyimpulkan dan menarik pengajaran dari segala
hal yang telah terjadi di dalam pentas/pergelaran drama.
C.
Unsur-unsur Naskah Drama
Drama memiliki unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan. Unsur-unsur itu
sebagai berikut :
a.
Isi
Cerita yang ada pada drama disebut isi
drama yang mencakup hal-hal di bawah ini :
1)
Premise
Premise berupa
rumusan yang membahas masalah pokok yang akan diungkapkan. Semua sastra drama
harus memiliki premise, sebab
premise merupakan landasan idiil sebagai penentu arah tujuan lakon, sedangkan dari segi teknis,
premise menjadi landasan pola konstruksi lakon.
2)
Tema
Tema berfungsi
untuk merumuskan premise dengan cara mengungkapkannya secara jelas.
b.
Bentuk Sastra Drama
Bentuk sastra drama meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Bentuk sajian bahasa
Yang dimaksud
bentuk sajian bahasa adalah gaya bahasa yang digunakan dalam menuliskan sastra
drama. Bentuknya bisanya berupa puitis, prosa atau opera.
2) Bentuk Aliran
Bentuk aliran
adalah sikap yang tumbuh pada kurun waktu tertentu, selanjutnya menjadi pola di dalam sastra dramanya. Dari
beberapa aliran dalam drama, aliran yang besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
drama, diantaranya adalah klasisisme,
romantisme, realisme, ekspresionisme,
dan absurdisme.
3) Bentuk Lakon
Bentuk lakon
drama dapat dilihat dari bentuk dramatiknya. Berdasarkan isinya lakon sastra
drama dapat dibedakan atas tragedi, komedi dan tragedi komedi.
a) Drama
Tragedi
Ciri-cirinya :
1. Pelaku
manusia berhati baik, memiliki derajat yang tinggi.
2. Pelaku
utama memiliki kekurangan sebagai manusia yang tidak sempurna, sering mengalami
perubahan tingkah laku.
3. Pelaku
mengalami kesengsaraan akibat dari kelakuan dan kekurangannya.
4. Pelaku
utama menyadari terhadap kesalahannya dan berterima terhadap akibat yang bakal
dialaminya.
Drama
tragedi adalah drama yang menceritakan pelaku utama yang mengalami satu takdir
yang tidak bisa dihindari dan berakhir dengan kepedihan.
b) Drama
Komedi
Ciri-cirinya
:
1. Mengungkapkan
dan mencari kekurangan-kekurangan manusia.
2. Pelaku
kebanyakan manusia sederhana atau manusia yang melanggar adat masyarakat.
3. Jalan
cerita komedi tidak perlu logis, konsisten bersandar pada hukum sebab-akibat.
4. Adanya
perasaan simpati dari penonton terhadap pelaku-pelakunya.
Drama komedi adalah drama yang merupakan kritik terhadap kehidupan
manusia yang bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan, kesenangan, penuh dengan
keoptimisan dan tidak ada rasa penyesalan.
Berdasarkan sasaran kritiknya, drama komedi dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Komedi
watak, yaitu komedi yang menceritakan kekurangan tokoh selaku manusia yang
sangat menonjol.
2. Komedi
sosial, yaitu komedi yang menyampaikan kritik atas kekurangan-kekurangan dalam
kehidupan sosial.
3. Komedi
ide, yaitu komedi yang mempersoalkan konflik berpikir yang berbeda (antara
manusia atheis dan manusia agamais).
4. Komedi
percintaan/komedi romantik, yaitu komedi yang menceritakan percintaan kaum
muda.
5. Komedi
farce, yaitu komedi yang dianggap kasar, keras yang menggambarkan tokohnya ekstrim
sekali. (perilaku tokohnya irasional, tata rias pemain yang sangat menonjol
perbedaannya).
c) Melodrama
Di
dalam melodrama unsur musik hadir di dalam cerita. Demikian juga ciri-ciri
tragedi dalam komedi menyatu didalamnya.
Ciri-cirinya :
1. Bersandar
pada prinsip moral yang kuat, tokoh baik mendapat hadiah, tokoh jahat mendapat
hukuman.
2. Isi
cerita membangkitkan sikap terhadap tokoh yang baik, dan antipati terhadap
tokoh jahat.
3. Ceritanya
menimbulkan kejadian yang menegangkan.
4. Ada
tokoh jenaka.
5. Sumber
cerita dari kejadian yang hebat, dahsyat dan menggemparkan.
D.
Pembagian
Tokoh Cerita
Tokoh cerita di dalam drama dapat
dibagi menjadi :
a.
Tokoh sentral (pratagonis)
b.
Tokoh penengah (antagonis)
c.
Tokoh pembantu (tritagonis)
II. SKENARIO
Skenario adalah naskah drama (besar) atau
film yang didalamnya, terdapat uraian lengkap tentang keadaan, properti, nama
tokoh, karakter, petunjuk, akting/ekspresi. Tujuannya agar sutradara dapat
menyajikannya dengan lebih realistis. Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk
olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra.
Komponen-komponen utama dalam skenario terdiri dari aksi dan dialog. Aksi
menunjuk kepada “Apa yang kita lihat” dan dialog menunjuk kepada, “apa yang
dituturkan oleh tokoh”. Tokoh-tokoh dalam skenario juga dapat diperkenalkan
dalam bentuk visual di awal cerita.
Penulisan skenario merupakan salah satu
aktivitas pada tahap pra-produksi dalam proses pembuatan film. Aktivitas ini
sangat penting karena skenario berfungsi sebagai kerangka sebuah film dan juga
sebagai pedoman tertulis bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembuatan
film (terutama sutradara). Penulisan skenario biasanya dilakukan oleh seseorang
yang khusus ditugaskan untuk itu.
Contoh Naskah Drama
TAK CUMA MIMPI
Drama Satu Babak Karya Tangsoe Tjahjomo
Adegan 1
01. (Dirgo melamun di pinggir jalan. Tumpukan
koran ada disampingnya. Hari panas suara hiruk pikuk jalanan bercampur dengan
alunan biola yang merintih).
02.
Dirgo : (sambilmemandang
langit) Andaikan bapakku kaya, naik
mobil kinyis-kinyis, tak mungkin aku menjual koran seperti ini. Tak perlu
rasanya dipanggang matahari, menghisap asap knalpot, atau nyaris di senggol
motor.
03.
Lohan : (mengejutkan
Dirgo dengan menepuk pundak Dirgo yang sedang melamun). Hai, mikir apa Go?
04.
Dirgo : Huh! Ganggu aja kamu. Hai, omong-omong kamu
nggak ingin makan KFC.
05.
Lohan : Siapa yang nggak ingin? Ingin sih ingin.
Tapi duit dari mana?
06.
Dirgo : Ya, ya. Andaikan andaikan ayah kita kaya
raya…
07.
Lohan : Andaikan? Ngomong lainnya aja, Go.
08.
Lohan : Apa salahnya berandai-andai, Han? Nyaman lho
bermimpi.
09. Dirgo : Gila
kamu. Bermimpi dibilang nyaman.
Adegan II
10.
(Seseorang
melintas di depan mereka. Lelaki tua, wajahnya terlihat pucat, tampak sakit.
Dirgo dan Lohan memandangnya penuh tanya. Sebelum sempat keheranannya terjawab,
lelaki tua itu jatuh tersungkur, sambil memegang dadanya. Tanpa diberi aba-aba
Dirgo dan Lohan segera menolongnya)
11.
Lohan : Waduh, kenapa orang ini, Go.
12.
Dirgo : Ya, jelas sakit. Sudah jelas begitu masih
ngomong lagi kamu ini.
(Lelaki itu tiba-tiba merintih. Dirgo memberikan sebotol air mineral
yang selalu dibawanya. Lelaki tua itu meminumnya).
13.
Lelaki : Kalian anak-anak baik. Jarang Bapak jumpai
anak-anak yang tulus seperti kalian.
14.
Lohan : Sudahlah, Bapak istirahat saja. Tampaknya,
Bapak sakit. Bapak tinggal dimana?
15.
Lelaki : Bapak tadi dari bank, ngambil uang
pensiunan. Rencananya mau naik angkutan kota di situ. Tiba-tiba, dada Bapak
sakit, rasanya nggak tahan.
16.
Dirgo : Kalau gitu, biarkan Bapak kami temani pulang
…
17.
Lelaki : Nggak usah. Bapak sudah kuat lagi sekarang.
(Lelaki itu memberikan sejumlah uang
kepada keduanya) Ini, untuk kalian berdua. Bapak baru saja dapat pensiunan.
18.
Lohan : Tidak. Terima kasih, Pak. Oleh orang tua
saya, kami nggak boleh menerima uang dari orang.
19.
Lelaki : Tapi ini tanda terima kasih Bapak pada
kalian berdua. (Dirgo akan mengulurkan
tangannya, tapi ditarik oleh Lohan)
20.
Lohan : Sungguh, Pak. Terima kasih. Kami sudah
sangat senang bisa menolong Bapak
21.
Lelaki : Waduh, kalian ini benar-benar anak yang
baik. Kalau begitu, bagaimana jika sebagai gantinya, kalian Bapak traktir di
KFC. (Dirgo ingin ngomong “Ya”, ‘tapi
Lohan segera mendekap mulutnya)
22.
Lohan : Terima kasih, Pak. Kami baru saja makan.
Ini, bungkusnya masih ada.
23.
Lelaki : Ya sudah kalau begitu. Bapak nggak bisa
memaksa kalian. Terima kasih ya, Bapak pulang dulu … (Lelaki itu pergi. Dirgo merasa nggak senang dengan sikap Lohan yang
menolak pemberian lelaki itu) Oh, ya, nama kalian siapa?
24.
Lohan : Saya Lohan, Pak.
25. Dirgo : Dirgo,
Pak.
Adegan III
26.
(Hari
makin siang. Dirgo masih marah kepada Lohan)
27.
Dirgo : Han, maumu itu apa, sih? Kita ini kan cari
duit, diberi duit malah nggak mau.
28.
Lohan : (Diam
saja. Menata korannya ke dalam tas).
29.
Dirgo : Kamu tadi bilang pingin makan KFC. Ditraktir
di situ juga nggak mau.
30.
Lohan : (Tertawa)
31.
Dirgo : Tertawa lagi. Apanya yang lucu? Dasar sial
kamu.
32.
Lohan : Ya, kamu itu yang lucu, Go. Jika kamu nolong
itu, ya yang tulus, yang ikhlas. Jangan karena diberi duit lalu kamu semangat
membantunya. Jika orang nggak beri kamu uang, lantas kamu nggak menolongnya,
begitu:
33.
Dirgo : Tapi, kita kan nggak memintanya? Bapak itu
memberi, kamu malah gaya, menolaknya.
34.
Lohan : Jika uang itu kamu terima, nilai ketulusanmu
akan berkurang. Sudahlah, tak usah dipikir lagi. Itu sudah berlalu.
35. Dirgo : Berlalu,
perutmu itu.
Adegan IV
36. (Seorang Polisi wanita menuju ke arah mereka.
Tampaknya memang sedang mencari mereka)
37.
Polwan : Siapa yang bernama Dirgo?
38. Dirgo : (Ketakutan, tangannya menunjuk-nunjuk Lohan).
Dia, dia, ……. Bu.
39.
Lohan : Bukan, bukan saya, Bu. Saya Lohan , Bu. Dia
sendiri yang bernama Dirgo.
40.
Dirgo : Maaf, Bu, memang saya Dirgo. Tapi, apa salah
saya sehingga Ibu mau menangkap saya. Tiap hari saya jual koran begini, Bu.
Nggak pernah ngamen, apalagi minta-minta. Memang saya sudah tak sekolah lagi,
karena nggak punya duit. Ayah saya hanya tukang becak, itu pun bukan becaknya
sendiri. Apa yang begitu salah, Bu? Apa karena kami tadi bertengkar. Itu memang
salah Lohan karena diajak makan KFC nggak mau. Padahal, sayakan kepengen sekali.Apa
yang begitu salah, Bu? Mohon, jangan tangkap saya, Bu. (Dirgo tampak mau menagis).
41.
Polwan : Siapa yang mau nangkap kalian. Jadi, kalian
yang bernama Dirgo dan Lohan?
42.
Lohan : Benar, Bu.
43.
Polwan : Ibu ini adalah anak Bapak yang kalian tolong
tadi …
44.
Dirgo : Mau ntraktir ke KFC, Bu?
45.
Lohan : Huss, yang sopan, Dirgo. Maafkan teman saya,
Bu.
46.
Polwan : Ibu telah mendengar semua tentang kalian
dari Bapak saya. Kalian anak-anak baik. Kata Dirgo tadi, kalian tidak sekolah
lagi, ya?
47.
Lohan : Benar, Bu. Kami sebenarnya teman sekelas di
SMP. Baru kelas VIII, tapi kami terpaksa keluar. Nggak bisa beli alat-alat
sekolah dan buku.
48.
Polwan : Kamu ingin jadi apa kelak, Dirgo?
49.
Dirgo : Ingin jadi seperti Ibu. Polisi.
50.
Polwan : Kalau kamu, Lohan?
51.
Lohan : Ingin jadi pengarang seperti Chairil Anwar.
52.
Polwan : Baik, cita-cita kalian sungguh bagus. Tapi,
tanpa sekolah, tak mungkin cita-cita kalian tercapai.
53.
Dirgo : Tapi, kan lumayan Bu, kami masih punya
cita-cita. Daripada nggak.
54.
Polwan : Maksud Ibu begini. Kalian ini anak-anak baik
dan telah menolong ayah saya. Karena itu kami ingin menjadi orang tua asuh
kalian. Kami akan membiayai pendidikan kalian sampai selesai. Itu pun kalau
kamu menerimanya.
55.
Lohan : Wah, terima kasih, Bu.
56.
Polwan : Nanti sore, antarkan Ibu ke orang tua kalian.
Saya harus minta izin kepada orang tua kalian. Sekarang Ibu pergi dulu, masih
ada tugas. Sampai nanti sore disini, ya. (Polisi
wanita itu pergi).
57.
Dirgo : Kok nggak traktir KFC, ya …
58.
Lohan : Dirgo, Dirgo, KFC itu perkara kecil jika
kita bisa sekolah. Kelak kita pasti beli.
59.
Dirgo : Bagaimana seandainya kita lulus kelak,
KFC-nya sudah nggak ada?
60.
Lohan : Jangan kamu berpikir seandainya, seandainya.
Yang penting kita sekolah. Titik. Ternyata kita masih bisa sekolah, tak Cuma
mimpi. Ayo kita jalan lagi. Kamu ke Timur, aku ke barat. Koran, korraaaaaaan
...
61. Dirgo : KFC,
KFC, eh …, koran, koraaaaaannnnn …
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Drama adalah suatu karya sastra yang
dipentaskan di atas pentas dengan cara menggunakan dialog dan akting di depan
penonton berdasarkan naskah tertulis dengan menggunakan layar/tidak memakai
layar, musik, nyanyian dan tarian.
Peran naskah
drama sangat penting, agar berlangsungnya jalan cerita dan akting serta berlangsung
seoptimal mungkin.
Naskah drama
adalah karangan yang berisi sebuah kisah dengan nama-nama tokoh dan dialog yang
diucapkan.
Untuk mencapai naskah drama yang baik naskah drama harus memiliki
bagian-bagian yaitu : babak, adegan, prolog, dialog, monolog dan epilog. Agar
drama itu ideal maka penyajiannya harus menarik, mengandung kejujuran dan
kebenaran, sifatnya universal, dan memutuskan diri dari waktu dan tempat. Untuk
mencapai drama yang utuh, drama harus dapat dibedakan berdasarkan isi dan
bentuk.
b.
Saran
Dalam kesempatan ini, kami sangat
menyarankan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami
ucapkan, selamat berkarya !
DAFTAR PUSTAKA
Adil, Nasrun,
dkk, 2002, Diktat Drama, UNIMED.
Nusantara, Yayat,
2004, Kesenian SMA, Bekasi, PT Gelora
Aksara Pratama.
Daeli, Fariasatulo,2009,Diktat Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia,IKIP
Gunungsitoli.
…………………
2003, Ketatabahasaan dan Kesusastraan
Indonesia, Bandung--------
Yuli Eti, Nunung,dkk,
2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, Klaten, PT Intan Pariwara.
Pekerti ,Widia,
dkk, 2005, Pendidikan Seni
Musik-Tari/Drama, IKIP Jakarta, Universitas Terbuka.
http://id.wikipedia.org/wiki/skenario.
Tanggal akses 1 Oktober 2010.
http://banknaskah-fs.blogspot. Tanggal
akses 1 Oktober 2010.
http://rumahdunia.net-wmview.php?ArtID=449&page=2.
Tanggal akses 1 Oktober 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar