Kamis, 31 Januari 2013

Isu dan realita


                                                 
ISU DAN REALITA





                                             DISUSUN OLEH :
                                                KELOMPOK I

    1.  ADILIA GIAWA
                                        2.  DAMELIA ZAMILI
                                        3.  DELIMA HALAWA


      KELAS         : A
                                     SEMESTER : IV (Empat)
                            Mata Kuliah  :  Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing



      
           DOSEN PENGASUH
                        ELIAS LAIA, S.Pd.







INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI (FPBS)
T.A.2010/2011


KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan kasih karunianya yang dia berikan kepada Penulis, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah mendukung penyelesaian makalah ini ,baik dukungan spiritual maupun material lebih-lebih kepada rekan-rekan kelompok yang telah mendukung dan ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Ucapan terimakasih banyak juga disampaikan kepada Elias Laia, S.Pd. yang mengasuh mata kuliah  Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, sangat jauh dari kesempurnaan, disebabkan oleh pengetahuan dan buku-buku rujukan yang sangat terbatas, untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca, sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.





                                Gunungsitoli 8 Maret 2011

                             Kelompok I






                                                                        i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................................  i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB    I     PENDAHULUAN
           
            A.  Latar belakang .................................................................................................    1
            B.  Tujuan ………………………………………………………………………..    1

BAB    II   PEMBAHASAN

            A.  Pengajaran Bahasa Asing..................................................................................... 2
            B.  Fenomena Pengajaran BIPA.............................................................................    3
            C   Antisipasi Mengatasi Kesalahan Berbahasa ………………………………….   3
                                                                                                                                               
            D.  Pemanfaatan Media teknologi………………………………………………...   4
                                               
BAB    III  PENUTUP

            A.  Kesimpulan ......................................................................................................    5          B.   Saran…………………………………………………………………………..  5
                                                                       
DAFTAR PUSTAKA …….………………………………………………………………6            .            














                                                                        ii


                                                            BAB I

                                      PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

    Dewasa ini, penggunaan Bahasa Indonesia telah banyak diberbagai Negara di belahan bumi, dan juga semakin diminati oleh orang asing atau penutur asing. Hal ini mungkin dilatar belakangi oleh letak geografis yang strategis, maupun karena bentuk kerjasama Indonesia dengan Negara lain atau faktor-faktor lain seperti sumber daya alam yang sangat potensial maupun keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ini dimaksudkan untuk mmperkenalkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing untuk berbagai kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi  praktis. Selain itu, pembelajaran suatu bahasa sebagai bahasa asing, termasuk didalamnya bahasa Indonesia, bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar (penutur asing). Dengan demikian, para penutur asing bahasa Indonesia yang menjadi pembelajar bahasa Indonesia diharapkan mampu  mempergunakan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulis dengan lancer dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang dipergunakan  penutur  aslinya.                                  

B.Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan kami kelompok I, kepada pembaca yakni supaya para pembaca dapat mengetahui sejauhmana penggunaan bahasa Indonesia diberbagai Negara dibelahan bumi serta perkembangannya.









                                                                        1

BAB II

PEMBAHASAN


 A.PENGAJARAN BAHASA ASING

Pembicaraan mengenai pegajaran bahasa tidak bias dilepaskan dari konteks pmbelajaran bahasa .Keduanya berkait erat dan melibatkan berbagai variabel yang jumlahnya banyak. Intinya adalah bahwa proses belajar mengajar bahasa itu bukan hal yang sederhana dan tidak bisa diamati sekedar sebagai potongan-potongan kegiatan mengeluarkan dan menimba bahan saja.
Pengajaran bahasa asing, termasuk BIPA, sebagai kegiatan profesional telah melahirkan berbagai kerangka teoritis yang melibatkan berbagai disiplin. Antara tahun 1940-1960 tampak sekali adanya pandangan yang kokoh  bahwa penerapan liguuistik dan psikologi akan menjadi landasan terbaik guna memecahkan masalah pengajaran bahasa.
Pembelajaran bahasa sering hanya memusatkan perhatian pada tingkah linguistik saja dengan mengabaikan tingkah non-linguistiknya. Sistem pengajaran formal di sekolah dalam konteks pembelajaran bahasa hanya merupakan salah satu saja dari sekian banyak variabel terkait.Variabel yang patut dilihat adalah antara lain variabel usia si pembelajar, dan tingkat akulturasi.(Krashen, 1982:330).Dalam penelitian yang dilaporkan oleh Krashen (1982:37-43) dalam hal variabel usia yang sering di asumsikan  sebagai suatu penduga kemahiran bahasa kedua (B2).Dan menurut  Schumann yang diuraikan Larsen-Free man, akulturasi itu meliputi dua kelompok faktor: variabel sosial dan variabel afektif
Demikianlah, konteks pengajaran BIPA itu akan merambah ke beerbagai hal terkait seperti, ketersediaan dukungan lingkungan pembelajaran yang akan memberikan masukan atau bahan yang akan dipelajari, guru dengan kemahiran berbahasa Indonesia yang memadai, siswa dengan segala cirinya, dan metode mengajar yang keefektifannya akan sangat bergantung pada semua faktor yang disebutkan terdahulu.


                                                                       
                                                                        2
B.FENOMENA PENGAJARAN BIPA
Terdapat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan tawaran BIPA di berbagai Negara.Di Australia, seperti yang dituturkan Sarumpet (1988), hambatan khas tehadap perkembangan BIPA adalah “kurangnya lowongan pekerjaan atau jabatan untuk mereka yang mempunyai kemahiran  dalam Bahasa Indonesia.” Di korea, menurut Young-Rhim (1988), “hambatan yag kami rasakan hanyalah mengenai materi pelajaran.” Di Amerika Serikat, persoalan mutu pelajaran masih harus di upayakan pemecahannya, sebagamana diutarakan oleh Sumarmo (1988). Di Jerman, Karena minat mempelajari bahasa dan  kebudayaan Indonsia terus meningkat, upaya perlu dilakukan “melalui peningkatan penulisan dan penerbitan buku tentang Indonesia baik dalam bahasa asing maupun dalam bahasa Indonesia” (Soedijarto, 1988) Di Jepang guru BIPA “membutuhkan kamus yang lengkap, terutama kamus yang lengkap dengan contoh pemakaian kata yang cukup banyak.
Adapun permasalahan atau kendala yang di hadapi dalam pembelajaran BIPA, salah satunya yaitu kesalahan-kesalahan berbahasa oleh penutur asing yang sedang belajar bahasa Indonesia. Kesalahan berbahasa dapat di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu kesalahan terbuka dan kesalahan tertutup. Kesalahan terbuka adalah kesalahan berbahasa pada tingkat ketatabahasaan yang terlihat dalam kalimat-kalimat yang dihasilkan pembelajar. Adapun  kesalahan tertutup merupakan kesalahan yang tersembunyi di balik kalimat yang  tersusun secara benar menurut tata bahasa tetapi tidak benar secara semantik. Sementara kesalahan lain penutur asing yang belajar bahasa Indonesia yakni, kesalahan penulisan dan adanya keterbatasan  repertoar (perbendaharaan kata) bahasa indonesia.

C.ANTISIPASI MENGATASI KESALAHAN BERBAHASA
Menurut George (1972:80) menyatakan bahwa ada dua langkah antisipasi dalam mengatasi kesalahan berbahasa yakni,
1.      memberi waktu khusus untuk melakukan koreksi  atas kesalahan-kesalahan
2.      mengarahkan sikap dan perasaan pembelajar pada bentuk-bentuk standar bahasa target.Apabila langkah antisipasi gagal, maka diperlukan langkah remedi yang meliputi:
·   mengidentifikasi dan mendaftar bentuk-bentuk yang tidak di inginkan,
·   menyeleksi sejumlah bentuk yang tidak di inginkan tersebut untuk proses remedi
                                                   
                                                         3
·   mempelajari setiap kesalahan yang sudah diseleksi sebagai bahan pertimbangan penyiapan bahan untuk pembelajaran ulang dengan pedekatan yang berbeda terhdap bentuk-bentuk yang di inginkan.
·   Menentukan organisasi dan strategi pembelajaran dalam kelas sehingga hasil remedi ini dapat di aplikasikan.

Norish,(1983: 6-8), memberikan solusi alternativ mengenai kesalahan dalam penulisan yaitu;
·   Memeriksa pekerjaan dalam kelompok atau secara berpasangan
·   Melakukan aktivitas  dengan keahlian terpadu, dan
·   Mempergunakan kode-kode koreksi untuk menandai pembetulan atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan pembelajar.

D.PEMANFAATAN MEDIA TEKNOLOGI
Dewasa ini, sebuah lembaga penddikan tanpa dilngkapi jaringan internet akan kehilangan dinamikanya sendiri.Dalam lingkupnya yang lebih kecil, tampaknya sudah mulai dilancangkan bahwwa seorang Akademisi tanpa menceburkan diri ke lautan internet, akan menciptakan kekosongan yang banyak dalam bidangnya masing-masing. Jaringan internet bagi seorang ilmuwan dapat berfungsi sebagai gudang informasi yang sangat luas liputannya. Dalam kaitannya dengan pengembangan pendidikan, internet dapat berfungsi baik sebagai sumber bahan maupun sebagai penata kerangka berpikir bagi pendidikan maupun peserta didik itu sendiri.









                                                                     4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari pembahasan kami, yaitu bahwa penggunaan Bahasa Indonesia telah banyak di berbagai  Negara dan semakin diminati oleh orang asing atau penutur asing, Bahkan telah diadakannya pembelajaran BIPA. Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia kepada penutur asing untuk berbagai kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi praktis. Meskipun  di dalam pembelajaran BIPA ada beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi, baik pengajar maupun pembelajar bahasa Indonesia, tetapi  tidak mengurangi semangat mereka dalam belajar bahasa Indonesia, karena setiap permasalahan pasti ada solusinya.

B. Saran
Adapun yang menjadi saran kami kepada pembaca, yaitu dalam  mengajarkan bahasa Indonesia bagi penutur asing, kita terlebih dahulu harus mampu menguasai tatabahasa Indonesia dengan tepat dan juga telah memahami seluk-beluk bahasa sebelumnya, supaya pembelajaran yang dilakukan benar-benar dapat diterima dengan baik oleh orang asing atau penutur asing, sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya penulis berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
















                                                         5
DAFTAR PUSTAKA

http:// staf. Undip.ac.id./sastra/suryanto/2008/kendala linguistik penutur asing dalam belajar bahasa Indonesia.
http:// Hamied Abdul fuad./Pembelajaran BAhasa Indonesia bagi Penutur Asing: Isu dan realita.






































                                                            6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar