ABSTRAK
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin
berkembang, maka sangat membawa dampak positif terhadap kelangsungan hidup
manusia.
Apabila
perkembangan tersebut tidak dapat diikuti oleh manusia, terutama dalam dunia
pendidikan, maka sangat mempengaruhi mutu pendidikan. Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi mutu pendidikan dimaksud adalah faktor internal dan eksternal. Agar
mutu pendidikan di Pulau Nias dapat meningkat, maka salah satu faktor
pendukungnya adalah peran aktif mahasiswa itu sendiri.
Penulisan makalah
bertujuan (1) untuk mendeskripsikan peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Pulau Nias; (2) menjelaskan upaya
yang dapat dilakukan oleh mahasiswa agar meningkatnya mutu pendidikan di
Pulau Nias; (3) untuk mendeskripsikan penyebabnya rendahnya mutu pendidikan di
Pulau Nias.
Penulisan
makalah ini, didasarkan pada hasil pengamatan penulis dan informasi-informasi
yang diperoleh dari berbagai web site.
Adapun yang menjadi manfaat dalam penulisan makalah ini adalah agar semua pihak
yang terkait dalam dunia pendidikan (mahasiswa, masyarakat, guru, dan
pemerintah) supaya bersama-sama berperan aktif dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Pulau Nias.
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Mahakuasa, atas Berkat-Nya makalah
ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini
banyak kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
terutama kepada para juri. Makalah ini disusun berdasarkan buku referensi yang
ada, dan hasil pengamatan penulis.
Makalah ini
berisi tentang “Peran Aktif Mahasiswa
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Pulau Nias”. Pada judul ini, penulis
mencoba mengungkap hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di
Pulau Nias, solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan serta upaya yang dapat dilakukan
oleh mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias. Dengan
demikian tujuan pendidikan dapat terwujud sesuai yang diharapkan.
Lewat lembaran
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Iman Sudi Zega, M.Pd., Ibu
Riana, M.Pd., dan rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan saran dalam
pembuatan makalah ini serta kepada pegawai perpustakaan yang telah meminjamkan
buku referensi kepada saya. Semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat
bermanfaat. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Gunungsitoli, 19 November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
.................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar
Belakang ...................................................................... 1
B. Identifikasi
Masalah .............................................................. 3
C. Batasan
Masalah .................................................................... 3
D. Rumusan
Masalah .................................................................. 3
E. Tujuan
Penulisan .................................................................... 3
F. Manfaat
Penulisan ................................................................ 4
G. Asumsi
Penulisan ................................................................... 4
H. Keterbatasan
Penulisan .......................................................... 4
I. Batasan
Operasional .............................................................. 4
BAB
II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 6
A. Konsep
Dasar Mutu Pendidikan .......................................... 6
1. Pengertian
Pendidikan ..................................................... 6
2. Defenisi
Mutu Pendidikan .............................................. 6
B. Penyebab
Rendahnya Mutu Pendidikan di Pulau Nias ......... 10
C. Solusi
yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Pulau Nias Secara Umum ................................................................................................ 11
D. Upaya
yang Dapat Dilakukan Mahasiswa Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Pulau Nias
........................................................................................ 12
E. Kerangka
Berpikir ................................................................. 14
BAB
III PENUTUP .................................................................................... 15
A. Kesimpulan
............................................................................. 15
B. Saran
....................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 17
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP .................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum kepada setiap manusia di muka bumi
ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat
menolak efek dari penerapan pendidikan. Dalam pendidikan terdapat dua subjek
pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek
didik. Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
semakin pesat, maka mutu pendidikan berkembang pula. Dalam rangka umum, mutu
mengandung derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik
berupa barang maupun jasa. Baik yang tangible
maupun yang intangible. Dalam konteks
pendidikan, pengertian mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan
hasil pendidikan.
Dalam proses
pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input. Input dimaksud seperti bahan
ajar (kognitif, afektif dan psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai
kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan
sumber daya lainnya serta menciptakan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah,
dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut. Antara lain
mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik
antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas; baik
konteks kurikuler, ekstrakurikuler, dalam hidup substansi yang akademis maupun
non akademis.
Mutu dalam
konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah dalam
kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir semester, akhir tahun). Prestasi yang
dicapai atau hasil pendidikan (student
achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis, (misal: ulangan
harian, ujian semester, dan ujian nasional). Dapat pula dibidang lain seperti
prestasi di suatu cabang olahraga, seni atau keterampilan tambahan tertentu.
Bahkan prestasi sekolah dapat pula berupa penghormatan.
Mutu juga
sering disebut kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu
pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan
kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sejalan dengan proses pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan juga
dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan yang diproses dalam dunia pendidikan
Berdasarkan
pengamatan penulis bahwa mutu pendidikan yang diharapkan belum terwujud. Hal
ini disebabkan karena: (1) Ketidakmampuan anak itu sendiri; (2) terbatasnya
waktu siswa dalam belajar; (3) motivasi siswa untuk belajar kurang; (4) penggunaan
teknologi tidak tepat; (5) rendahnya pemerataan pendidikan; (6) rendahnya
kualitas guru; (7) rendahnya sarana fisik; (8) pengelolaan yang tidak tepat;
(9) mahalnya biaya pendidikan; (10) rendahnya relevansi dengan kebutuhan.
Agar masalah
tersebut dapat terselesaikan, maka penulis menguraikan peran mahasiswa dalam
meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Isjoni dalam http://www.isjoni.com,
Ada dua peran
mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan yakni: (1) berperan sebagai
petugas knowledge transfer dari dunia
kampus menuju luar kampus dalam upaya mencerdaskan bangsa dalam berbagai bidang
terutama kalangan menengah ke bawah; (2) sebagai pelopor dalam pembentukan community development untuk memacu
dinamisasi kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat dianalisis bahwa baik buruknya nasib pendidikan
bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini, karena mahasiswa
dipandang sebagai agen perubahan sosial (agent
of social chamge) yang memiliki kualitas intelektual yang baik serta
memiliki kepekaan dan nalar yang rasional untuk memberikan kontribusi nyata
terhadap pembangunan pendidikan dan sosial di masyarakat.
Selain itu,
kurikulum sekolah yang tidak terstruktur menjadi proses belajar kaku dan tidak
menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas
siswa untuk belajar secara efektif.
Jadi, menurut
prediksi penulis bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya di Pulau Nias adalah bagaimana peran mahasiswa sebagai calon guru
yang profesional bertindak dan berperilaku di dalam masyarakat untuk mewujudkan
kualitas pendidikan yang diharapkan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
tertarik mengangkat sebuah judul “Peran aktif
mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias”
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan
anak itu sendiri
2. Rendahnya
kualitas guru atau mahasiswa
3. Rendahnya
relevansi dengan kebutuhan
4. Motivasi
siswa untuk belajar kurang
5. Penggunaan
teknologi yang tidak tepat guna
C.
Batasan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah, maka penulis membatasi penulisan ini pada peran mahasiswa
dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias.
D.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya.
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa
saja penyebab rendahnya mutu pendidikan di Pulau Nias?
2. Apa saja Solusi yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di pulau Nias secara umum ?
3. Bagaimana
peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias ?
E.
Tujuan
Penulisan
Tujuan merupakan
sesuatu yang hendak dicapai. Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mendeskripsikan peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pulau
Nias.
2. Untuk
mendeskripsikan penyebab rendahnya mutu pendidikan di Pulau Nias.
3. Untuk
mendeskripsika solusi yang dilakukan secara umum.
F.
Manfaat
Penulisan
Manfaat yang
diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah agar pihak yang terkait
(mahasiswa, masyarakat, pemerintah, guru) supaya secara bersama-sama
meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias.
G.
Asumsi
Penulisan
Asumsi
merupakan anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan
bertindak dalam melaksanakan penulisan. Yang menjadi asumsi dalam penulisan
makalah ini adalah :
1. Mutu
pendidikan berbeda-beda.
2. Hasil
penulisan ini, merupakan gambaran mutu pendidikan di Pulau Nias berdasarkan
pengamatan penulis dan informasi dari web
site.
H.
Keterbatasan
Penulisan
Adapun yang
menjadi keterbatasan penulis dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Informasi-informasi
dari berbagai web site dan seminar
2. Variabel
yang akan dikaji mencakup peranan mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan
di pulau Nias.
I.
Batasan
Operasional
Untuk
menghindari timbulnya perbedaan, maka penulis memberikan batasan istilah yaitu
:
1. Mahasiswa
merupakan insan akademis selain agen perubahan sosial dipandang memiliki
kekuatan intelektual yang lebih, sehingga kepekaan dan nalar yang rasional
diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
2. Meningkatkan
berarti melakukan perubahan dari yang tidak baik menjadi baik.
3. Mutu
adalah gambaran mengenai baik buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik
dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Suatu proses pembelajaran dianggap
bermutu apabila mampu mengubah sikap, dan keterampilan peserta didik sesuai
dengan yang diharapkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Konsep
Dasar Mutu Pendidikan
1.
Pengertian
Pendidikan
Menurut Syah (1995:10) bahwa “Pendidikan dapat diartikan sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”. Sedangkan Poertbaka Watja dan Harahap dalam
Syah (1995:11) mengatakan bahwa pendidikan adalah:
…. usaha
secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si anak
kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari
segala perbuatannya …. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang
yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik,
misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan,
kepala-kepala asrama dan sebagainya.
Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha manusia
untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya
pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri.
2.
Defenisi
Mutu Pendidikan
Menurut Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan bahwa: “Kualitas (mutu) artinya tingkat baik
buruknya sesuatu, derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan)”. Dalam sebuah Web yaitu: http://www.scribd.com/doc dikatakan bahwa
“Mutu adalah panduan sifat-sifat produk yang menunjukkan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan, baik kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan
yang tersirat, masa kini dan masa depan”. Sedangkan menurut Depdiknas (2001:4)
mengemukakan:
Mutu dalam
konteks pendidikan mencakup input,
proses, dan output pendidikan lebih
jauh dijelaskan bahwa input pendidikan
adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses, yang dimaksud sesuatu adalah berupa sumber daya dan
perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi keberlangsungan
proses … input harapan-harapan berupa
berupa visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai …. proses dikatakan
bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemanduan input
yang dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran
yang menyenangkan (enjoybel learning),
mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memperdaya
peserta didik.
Berkaitan
dengan input yang dimaksud dalam kualitas proses pembelajaran Nana Syaodih S.,
dkk (2006:7) mengemukakan bahwa:
Input diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu (1) raw input,
yaitu siswa yang meliputi intelek, fisik-kesehatan, sosial-afektif dan peer group. (2) Instrumental input, meliputi kebijakan pendidikan, program
pendidikan (kurikulum), personil (Kepala sekolah, guru, staf TU), sarana,
fasilitas, media, dan biaya, dan (3) Environmental
input, meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat, dan
lembaga sosial, unit kerja.
Dalam rangka
mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) menerangkan
bahwa:
Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemampuan sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologi
peserta didik.
Senada dengan itu Nana Syaodih
S., dkk (2006:7) mengungkapkan bahwa:
Mutu pendidikan
atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan. Merupakan sesuatu yang mustahil,
pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu, jika tidak melalui
proses pembelajaran yang bermutu pula, terjadi proses pendidikan yang bermutu
jika didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula.
Berkaitan dengan pembelajaran
yang bermutu, dalam sebuah web yaitu: http://scribd.com/doc
menjelaskan konsep mutu pembelajaran yang mengandung lima rujukan, yaitu:
Kesesuaian meliputi indikator sebagai
berikut: sepadan dengan karakter peserta didik, serasi dengan aspirasi
masyarakat maupun perorangan, cocok dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan
kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, dan sesuai dengan teori,
prinsip, dan/atau nilai baru dalam pendidikan.
Daya tarik meliputi indikator sebagai
berikut: kesempatan belajar yang tersebar dan karena itu mudah dicapai dan
diikuti, isi pembelajaran yang mudah dicerna karena telah diolah sedemikian
rupa, kesempatan yang tersedia yang dapat diperoleh siapa saja pada setiap saat
diperlukan, pesan yang diberikan pada saat dan peristiwa yang tepat,
keterandalan yang tinggi, terutama karena kinerja lembaga dan lulusannya yang
menonjol ….
Efektifitas pembelajaran seringkali
diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan
dalam mengelola suatu situasi, atau ‘doing
the right things’. Pengertian ini mengandung ciri: bersistem (sistematik),
yaitu dilakukan secara teratur, konsisten atau berurutan melalui tahap
perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan ….
Efisiensi pembelajaran dapat diartikan
sebagai kesepadanan antara waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil
yang diperoleh atau dapat dikatakan sebagai mengerjakan sesuatu dengan benar ….
Produktivitas pada dasarnya adalah
keadaan atau proses yang memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik,
keikutsertaan dalam pendidikan yang lebih luas, lulusan lebih banyak, lulusan
yang lebih dihargai oleh masyarakat, dan berkurangnya angka putus sekolah.
Menurut Combs
dalam buku Zebua dan Lase (2004:81-2). Agar mutu pendidikan itu baik, maka perlu
diperhatikan sub-sub daripada pendidikan sebagai suatu sistem. Ada 12 sub sistem dalam pendidikan, yakni :
1.
Tujuan
Tujuan menjelaskan tentang apa yang hendak dicapai oleh
pendidikan. Sub sistem tujuan merupakan panduan dan acuan bagi seluruh kegiatan
dalam sistem pendidikan.
2.
Murid/Siswa
Murid/siswa menjelaskan khalayak yang menjadi peserta
dalam proses pendidikan; anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tersebut.
3.
Manajemen
Manajemen merupakan segala kegiatan perencanaan,
pengkoordinasian, pengarahan dan penilaian dalam sistem pendidikan.
4.
Struktur dan jadwal waktu
Struktur dan jadwal waktu menjelaskan tentang cara
pelaksanaan kegiatan dan pengaturan waktu untuk mencapai tujuan.
5.
Materi
Materi merupakan hal-hal yang pokok yang perlu
disampaikan oleh pengajar dan perlu dipelajari oleh murid/siswa untuk mencapai
keterampilan akhir yang menjadi tujuan pendidikan. Materi ini diatur dalam
seperangkat rencana sistematis yang disebut kurikulum berfungsi sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.
6.
Tenaga Pengajar dan Pelaksana
Tenaga pengajar dan pelaksana merupakan tenaga
penggerak sistem pendidikan dan memperlancar proses pendidikan untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan.
7.
Alat Batu Belajar
Alat bantu belajar bersumber kepada barang-barang
hasil produksi masyarakat. Sebagai sub-sistem pendidikan, alat bantu belajar
berfungsi memungkinkan terjadinya proses belajar yang lengkap, menarik dan
beragam. Contoh: buku pelajaran, papan tulis, peta, peralatan laboratorium,
audivisual, dan lain-lain.
8.
Fasilitas
Fasilitas dapat diartikan secara sempit sebagai kampus
yang terdiri dari gedung dan perlengkapannya. Secara luas, fasilitas dapat
diartikan sebagai tempat terjadinya proses pendidikan. Sehingga, secara luas
proses pendidikan dapat terjadi dimana saja, tidak hanya di kampus, tetapi juga
diberbagai tempat di luar kampus, seperti di rumah, di museum, dan lain-lain.
9.
Teknologi
Teknologi merupakan cara yang dipergunakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dari segi proses maupun keluarannya. Teknologi ini
terdiri dari perangkat keras, yaitu peralatan yang dapat digunakan untuk
menunjang proses pendidikan yang lebih baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Perangkat lunak, yaitu cara-cara, strategi dan metode yang dirancang secara
sistematis untuk menunjang proses pendidikan dan meningkatkan hasil guna proses
tersebut.
10. Kendali
Mutu
Kendali mutu bersumber kepada sistem nilai yang ada
dalam masyarakat dan falsafah hidup bangsa. Sistem nilai dan falsafah menjadi
standar untuk menyeleksi, masukan sistem, mengidentifikasi proses yang tepat,
dan mengevaluasi sistem pendidikan. Pengendalian kualitas pendidikan berfungsi
guna membina peraturan-peraturan pendidikan dan standar pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pembangunan bangsa.
11. Penelitian
Penelitian merupakan pertanyaan terhadap keefektifan
sistem pendidikan sebagaimana diimplementasikan di masyarakat. Penelitian
pendidikan menghasilkan informasi untuk memperbaiki pengetahuan dan pengelolaan
sistem pendidikan di masyarakat.
12. Biaya
pendidikan
Biaya pendidikan berfungsi melancarkan kelangsungan
proses pendidikan. Biaya pendidikan biasanya berasal dari penghasilan
masyarakat dan negara. Biaya pendidikan menjadi indikator dari tingkat
efisiensi sistem pendidikan.
Berdasarkan
pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa kualitas (mutu) proses
pembelajaran merupakan gambaran mengenai baik buruknya hasil yang dicapai oleh
peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Proses pembelajaran
dianggap berkualitas apabila berhasil mengubah sikap, perilaku dan keterampilan
peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang membuahkan hasil ke arah
yang lebih baik dari sebelumnya
B.
Penyebab
Rendahnya Mutu Pendidikan di Pulau Nias
Menurut Gulõ dalam
http://www.google.co.id “Ada dua hal yang mempengaruhi rendahnya mutu
pendidikan di Pulau Nias yaitu faktor ketidakmampuan secara ekonomi, dan
ketidakmampuan anak itu sendiri ....” Sedangkan Nazara dalam
http://www.niasutara.com/2010/03/22 mengatakan “Pendidikan di Pulau Nias sangat
jauh ketinggalan. Salah satu faktornya karena ketidakmampuan ekonomi orang tua,
akibatnya orang tua tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya di jenjang yang
lebih tinggi dan di sekolah yang berkualitas …”
selanjutnya menurut Laia dalam http://www.niasonline.net “Penyebab
rendahnya mutu pendidikan adalah kekurangan tenaga guru …” lebih lanjut Wau
dalam http://www.niasonline.net
mengatakan “…. Yang menjadi faktor rendahnya mutu pendidikan adalah ketidak
aktifnya guru-guru tersebut untuk mengajar”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis
menguraikan masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Pulau
Nias. Ada dua faktor yang mempengaruhinya, yakni :
1.
Faktor
Internal
a. Ketidakmampuan
anak itu sendiri
b. Terbatasnya
waktu siswa dalam belajar
c. Motivasi
siswa untuk belajar kurang
d. Penggunaan
teknologi tidak tepat guna.
2.
Faktor
Eksternal
Adapun yang menjadi faktor eksternal
penyebab rendahnya mutu pendidikan di Pulau Nias adalah :
a. Rendahnya
pemerataan pendidikan
b. Rendahnya
kualitas guru
c. Rendahnya
sarana fisik
d. Pengelolaan
yang tidak tepat
e. Mahalnya
biaya pendidikan
f. Rendahnya
relevansi dengan kebutuhan
C. Solusi yang Dilakukan Untuk Meningkatkan
Mutu Pendidikan di Pulau Nias secara umum
Menurut Baeha dalam http://www.niasonline.net/2010/04/14
“.... salah satu pilar dalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Nias,
pemerintah Kabupaten Nias ke depan telah memprogramkan penataran kepada guru
untuk mengejar ketertinggalan Nias selama ini”. Selanjutnya Wau dalam http://www.niasonline.net mengatakan salah
satu solusi yang dilakukan agar meningkatnya mutu pendidikan adalah menyediakan
dana BOS ….”.
Menurut penulis untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut, maka ada beberapa solusi yang dilakukan, yakni:
1. Siswa
yang melanjut pada jenis dan jenjang pendidikan perlu diadakan seleksi,
terutama melalui tes wawancara. Dengan tujuan, agar siswa tidak salah memasuki
suatu sekolah dalam keadaan terpaksa.
2. Menerapkan
disiplin, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
3. Memberikan
motivasi kepada siswa dengan berbagai cara yang ditempuh oleh orang tua, guru
dan pemerintah.
4. Memberikan
pemahaman yang jelas tentang penggunaan teknologi yang tepat serta menjelaskan
dampak terhadap penyalahgunaan teknologi tersebut.
5. Pemerataan
pendidikan dilakukan dari pusat hingga sampai ke daerah secara berkesinambungan
oleh pihak yang terkait.
6. Untuk
menempatkan seseorang guru di dalam tugasnya harus sesuai dengan profesinya,
mengikuti seminar dan pelatihan lainnya yang berhubungan dengan pendidikan.
7. Membangun
sarana fisik seperti, ruang belajar, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain.
8. Melakukan
pengelolaan yang tepat yang dimulai dari pusat sampai kepada lembaga-lembaga
pedesaan.
9. Pemerintah
harus memberikan bantuan kepada siswa yang ekonomi keluarganya menengah ke
bawah.
10. Sarana
dan prasarana dilengkapi sesuai dengan kebutuhan yang tepat.
D. Upaya yang Dilakukan Mahasiswa Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di Pulau Nias
Mahasiswa merupakan sebagai generasi muda yang
memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Mahasiswa sebagai
insan akademis juga sebagai makhluk sosial. Dengan tingkat intelektual yang
dimiliki mahasiswa, diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti terhadap
kemajuan pendidikan di Pulau Nias.
Dengan tingkat intelektualitas dan cara
berpikir yang dimiliki oleh mahasiswa secara dinamis. Hal itu belumlah cukup,
jika tidak dibarengi dengan akhlak dan nilai norma-norma yang sesuai agama. Mahasiswa
bukan hanya menjadi supervisor
terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan politik saja. Melainkan
mahasiswa harus mencari cara untuk memberikan sosial responbility dari arah yang lain. Salah satunya ialah dengan berperan
aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias.
Mahasiswa yang sudah mampu dalam berpikir,
adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan kepentingan akademis semata.
Namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dan kualitas hidupnya sebagai
pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat. Pribadi yang diharapkan dalam
hal ini adalah pribadi yang mampu melihat permasalahan disekitarnya serta menjadi
bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Suatu keadaan
yang sangat menyedihkan terhadap rendahnya mutu pendidikan di Pulau Nias,
hendaknya menjadi perhatian mahasiswa.
Fungsi agent of social change yang melekat pada
jati diri mahasiswa pada saat ini, hendaklah bukan sebatas slogan-slogan
demontrasi saja. Namun suatu pemikiran yang yang rekonstruktif dan solutif
terhadap permasalahan pendidikan. Sebagai mahasiswa ada beberapa perannya
seperti yang dikemukakan oleh Isjoni dalam http://www.isjoni.com,
Ada dua peran
mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan yakni: (1) berperan sebagai
petugas knowledge transfer dari dunia
kampus menuju luar kampus dalam upaya mencerdaskan bangsa dalam berbagai bidang
terutama kalangan menengah ke bawah; (2) sebagai pelopor dalam pembentukan community development untuk memacu
dinamisasi kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Lebih lanjut Telaumbanua (2010:1-4) mengatakan
bahwa:
Pribadi yang unggul adalah mereka yang tahu secara
persis potensi apa yang mereka miliki,
dan dengan kemampuan yang optimal, mereka mampu menggerakkan setiap elemen yang
bergerak disekitarnya. Adapun ciri-ciri yang jadi pribadi yang unggul adalah:
(1) fisik dan mental sehat; (2) percaya diri; (3) tidak mudah putus asa; (4)
bertanggung jawab; (5) melayani semua orang; (6) berpikir ke depan; (7)
motivasi tinggi; (8) mengembangkan potensi; (9) inisiatif dan kreatif; (10)
gairah hidup tinggi; (11) komunikasi baik; (12) loyalitas tinggi. Untuk menjadi
pribadi yang profesional harus memiliki kompetensi kepribadian, sosial,
paedagogik, profesional, ketulusan dan keikhlasan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita artikan bahwa mahasiswa sebagai calon
guru yang profesional harus memiliki pribadi yang unggul. Ada beberapa upaya
yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di pulau
Nias, antara lain:
1. Sadar
bahwa pendidikan itu penting
Kesadaran merupakan sesuatu hal yang
sangat penting dalam kelangsungan hidup. Ketika adanya kesadaran seseorang bahwa
pendidikan itu penting, maka ia berusaha untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya. Sebaliknya jika kesadaran itu tidak ada, maka tidak akan pernah
memiliki motivasi ingin tahu.
2. Intropeksi
diri
Maksudnya seorang mahasiswa harus
betul-betul mengintropeksi dirinya, baik secara kognitif, afektif dan
psikomotor. Setelah pribadinya terbenahi, maka ia dapat mentransfer sejumlah
ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Contohnya berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta
didik, orang tua peserta didik, sesama mahasiswa, dan masyarakat; memanfatkan
teknologi informasi secara tepat.
3. Sebagai
mediator, merupakan suatu peran yang dilakukan dengan menyiapkan perangkat
pembelajaran selama berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan tujuan untuk
mempermudah siswa dalam memahami apa yang ingin disampaikan.
4. Melakukan
kontrol terhadap kebijakan pemerintah, maksudnya mahasiswa peka terhadap
kebijakan pemerintah dan mengajukan suatu pendapat dan saran sebagai solusi
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias.
5. Sebagai
fasilitator, merupakan peran mahasiswa dalam memberi pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
6. Sebagai
pelopor dalam pembentukan kelompok belajar untuk memacu dinamisasi masyarakat
kalangan menengah ke bawah.
7. Sebagai
pembangkit, pendorong terhadap kelompok yang sudah ada di masyarakat yang
selama ini belum berfungsi dan berusaha untuk memfungsikannya.
E.
Kerangka
Berpikir
Pendidikan
merupakan suatu usaha orang dewasa untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Agar
mutu pendidikan dapat meningkat, maka diperlukan peran aktif mahasiswa dan masyarakat.
Dengan keterlibatan mereka, maka mutu pendidikan dapat meningkat.
Untuk lebih
jelasnya perhatikan bagan berikut :
Bagan:
kerangka Berpikir
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan
merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Bila kita perhatikan bahwa mutu Pendidikan di Pulau Nias masih rendah bila
dibandingkan dengan mutu pendidikan di daerah lain. Kehadiran mahasiswa di
tengah-tengah masyarakat, hendaknya memberikan solusi yang positif kepada
masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bahwa mahasiswa dengan tingkat
intelektualitasnya dan cara berpikir yang dinamis, itu belumlah cukup jika
tidak dibarengi dengan akhlak dan nilai norma-norma sesuai dengan agama.
Mahasiswa merupakan penentu masa depan Pulau Nias. Apabila mahasiswa rapuh,
maka Pulau Nias ini akan perlahan sirna. Adapun hal-hal yang menjadi penyebab
rendahnya mutu pendidikan di Pulau Nias dapat digolongkan menjadi dua bagian,
yakni :
1.
Faktor
Internal
a. Ketidakmampuan
siswa itu sendiri
b. Terbatasnya
waktu siswa dalam belajar
c. Motivasi
siswa untuk belajar kurang
d. Penggunaan
teknologi tidak tepat guna.
2.
Faktor
Eksternal
a. Rendahnya
pemerataan pendidikan
b. Rendahnya
kualitas guru
c. Rendahnya
sarana fisik
d. Pengelolaan
yang tidak tepat
e. Mahalnya
biaya pendidikan
f. Rendahnya
relevansi dengan kebutuhan
Berdasarkan
masalah di atas maka mahasiswa yang merupakan insan akademis dan juga agen
perubahan sosial (agent of social)
dipandang memiliki kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar
yang rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan
mutu pendidikan di Pulau Nias.
Adapun upaya
yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias
adalah :
1. Sadar
bahwa pendidikan itu penting
2. Intropeksi
diri
3. Sebagai
mediator
4. Melakukan
kontrol terhadap kebijakan pemerintah
5. Sebagai
fasilitator
6. Sebagai
pelopor dalam pembentukan kelompok belajar untuk memacu dinamisasi masyarakat
kalangan menengah ke bawah.
7. Sebagai
pembangkit, pendorong terhadap kelompok yang sudah ada di masyarakat yang selama
ini belum berfungsi dan berusaha untuk memfungsikannya.
B.
Saran
Adapun yang
menjadi saran dalam makalah ini adalah :
1. Hendaknya
kurikulum tidak selalu berubah-ubah. Apalagi berganti Mentri berganti juga
kurikulum. Hal ini dapat mempengaruhi mutu dari pada pendidikan.
2. Dalam
menjalankan proses pendidikan, hendaknya seluruh pihak yang terlibat didalamnya
betul-betul dilaksanakan sesuai dengan hati nuraninya.
DAFTAR PUSTAKA
Baeha, B. Binahati , 2010, Mutu Pendidikan Nias Sangat Tertinggal Jauh Dengan
Daerah Lain, (online), (http://niasonline.net/2010/04/4/, tanggal
diakses 14 November 2010).
Gulo, Fakhili, 2010, Pendidikan Solusi Keluar dari Kemiskinan, (online), (http://www.Google.co.id,
tanggal diakses, 14 November 2010).
Isjoni, 2007, Masalah dan solusi Pendidikan di Riau,
(online), (http://www.Isjoni.com,
tanggal diakses, 14 November 2010).
Karsidi, Ravik, 2005, Profesionalisme Guru dan Peningkataqn Mutu Pendidikan di Era Otonomi
Daerah, (online), ( http://lowongankerjamu.com, tanggal
diakses, 14 N0vember 2010).
Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat satuan Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nazara, Sua Hasil, 2010, Peningkatan Mutu Pendidikan, (online) (http://nusantara.wordspress.com,
tanggal diakses, 15 November 2010)
Syah Muhibbin, 1995, Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Rosda, Bandung.
Tampubolon, 2009, Kualitas Proses Pembelajaran di Indonesia, ( online), (http://scrib.
Com/ doc, tanggal diakses, 05 November 2010)
Telaumbanua, Sadieli, 2010, Menjadi
Pribadi yang Unggul Sebagai Guru Profesional, Makalah disajikan pada
Seminar Hari Ulang Tahun Sumpah Pemuda ke-82 diselenggarakan Himpunan Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Gunungsitoli,
Gunungsitoli, tanggal 29 Oktober 2010.
Tim Penyusun Kamus, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Zebua Yanus, Famahato Lase, 2004, Profesi
Keguruan, Diktat tidak diterbitkan, IKIP Gunungsitoli.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nopenius Zai
dilahirkan di Hilimbõwõ Kecamatan Idanõgawo (sekarang kecamatan Ulugawo) Nias,
Sumatera Utara pada tanggal 05 November 1986. Anak ketujuh dari ketujuh
bersaudara dari pasangan Bapak Ar. Zai dan Ibu Ami Zebua. Penulis memasuki
Sekolah Dasar di SD Negeri 075037 Hilimbõwõ-Hilifosu dan tamat pada tahun 2000.
Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Idanõgawo dan
selesai pada tahun 2003. Selama dua tahun penulis berhe.nti pendidikan dan
tinggal di asrama Katolik Idanõgawo dan bekerja sebagai Ketua Asrama dan ikut
pelayanan bersama Pastor. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikannya di
SMA Negeri 1 Idanõgawo dan lulus pada tahun 2008. Dengan berbekal pendidikan di
SMA, penulis sedang melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi IKIP
Gunungsitoli di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun
Angkatan 2008/2009.
Sip
BalasHapuskkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
jadi apa Karya ilmiah tentang peranan ilmu manajemen dalam perkembangan bangsa?
BalasHapus