Jumat, 01 Maret 2013

NILAI – NILAI MORAL DALAM CERITA L A O W O M A R U



NILAI – NILAI MORAL DALAM CERITA
L A O W O M A R U

RANCANGAN SKRIPSI

DIAJUKAN DALAM
TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH PENELITIAN PENGAJARAN

OLEH
KELOMPOK I
1.     AMIN SYARIF TANJUNG
2.     MASA DERITA GEA
3.     SUMIATI TELAUMBANUA



INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP GUNUNGSITOLI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI (FPBS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JUNI 2010.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI         ................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
          A. Kontek Penelitian........................................................................ 1
          B. Fokus Penelitian ..........................................................................  2
          C. Tujuan Penelitian ......................................................................  2
          D. Manfaat Penelitian ....................................................................  2
          E. Keterbatasan Penelitian .............................................................  3
          F. Batasan Operasional ...................................................................  3
          G. Metode Penelitian .....................................................................  3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..............................................................  7
          A. Nilai .............................................................................................  7
          B. Pengertian Dongeng ...................................................................  8
          C. Unsur-unsur Pembangun Cerita ..............................................  9
          D. Sinopsis Cerita ...........................................................................  11
          E. Biografi Penulis Cerita Laowomaru ........................................  14
          F. Daftar Pustaka    15
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Kontek penelitian

Bahasa salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pikiran antar anggota masyarakat. Melalui bahasa orang dapat beradaptasi dengan lingkungannya untuk mengungkapkan sesuatu kepada orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan. Semua komunikasi yang ada dalam kehidupan manusia diutarakan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa, baik dalam komunikasi maupun dalam bentuk sastra. Bahasa dalam sastra dapat terwujud bahasa lisan maupun tulisan.
Suardjo (1979 : 30) menyatakan, “Sastra produk suatu masyarakatnya, di mana obsesi masyarakatnya menjadi obsesi pengarang yang merupakan salah satu anggota masyarakat. Dengan demikian mempelajari sastra dapat mempelajari masyarakatnya.”
Mendasari pendapat di atas maka karya sastra merupakan hasil cipta yang lahir dari masyarakat yang memberikan gambaran masyarakat. Pengarang sastra lahir tumbuh di masyarakat yang menyajikan peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Karya sastra dapat memperlihatkan suatu nilai yang mengandung makna yang dalam dan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat. Untuk memperoleh nilai dalam karya sastra peneliti bertolak pada tema, perwatakan dan nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita Laowomaru. Cerita ini cukup merakyat di daerah Nias pada zaman dahulu, namun kalangan generasi muda dewasa ini sangat minim mengapresiasi karya-karya sastra daerah. Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus maka tidaktertutup kemungkinan sastra-sastra daerah tenggelam ditelan zaman. Oleh karena itu, mengapresiasi karya sastra daerah khususnya cerita Laowomaru berarti kita telah menggali, menghargai karya tersebut.
Peneliti tertarik dengan cerita Laowomaru ingin menganalisis dan menggali nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya yang masih relefan manfaatnya dalam kehidupan dewasa ini  bagi pembaca. Cerita Laowomaru mengisahkan seorang anak Nias yang telah berhasil menghalau saudagar-saudagar dari luar pulau nias yang ingin merampas emas dan perak yang dimiliki warga Nias untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

B.     Fokus Penelitian

Dalam menganalisis cerita Laowomaru banyak menemukan masalah seperti yang diungkapkan pada konteks penelitian. Menyadari keterbatasan waktu dan pengetahuan maka peneliti hanya memfokuskan masalah tentang nilai-nilai moral dalam cerita Lawomaru.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja nilai-nilai moral dalam cerita Laowomaru?

C.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berpengaruh terhadap komponen penelitian lainnya terutama metode, teknik, alat dan generalisasi kesimpulan.
Arikunto (2005 : 51) menyatakan, “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai.” Setiap melakukan kegiatan tentu memiliki tujuan yang diharapkan. Demikian juga dalam penelitian cerita Laowomaru adalah untuk mencari atau menemukan nilai-nilai moral dalam cerita Loawomaru.

D.   Manfaat Penilitian

Adapun manfaat penelitian cerita Laowomaru adalah :
1.      Menambah wawasan pembaca dalam menganalisis sebuah cerit rakyat Nias khususnya Laowomaru.
2.      Dengan penelitian ini cerita rakyat Nias khususnya cerita Laowomaru semakin dikenal khalayak.
3.      Sebagai penambah khazanah perpustakaan.

E.    Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan batasan penelitian yaitu nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita Laowomaru.

F.     Batasan Operasional

1.     Nilai moral adalah nilai-nilai baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban.
2.     Cerita adalah sesuatu yang meluruskan kehidupan tokoh masyarakat pada zaman cerita tersebut.
3.     Laowomaru adalah  sebuah cerita rakyat daerah Nias yang melukiskan seorang putra Nias pada zaman dulu berhasil menghalau saudagar-saudagar dari luar Pulau Nias yang ingin menguras emas dan perak yang dimiliki penduduk Pulau Nias.

G.               Metode penelitian

1.     Pemdekatan dan Jenis Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah yang dikemukakan pada bagian terdahulu, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif.

2.   Objek yang diteliti
Dalam penelitian ini, objek yang diteliti yaitu nilai-nilai moral dalam cerita Laowomaru.

3.     Data dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan adalah data kualitatif berupa nilai-nilai moral. Sumber data adalah cerita Laowomaru.

4.     Prosedur Pengumpulan Data
a.      Peneliti membaca cerita tersebut secara cermat serta berulang-ulang untuk menemukan data.
b.     Untuk mempermudah perolehan data, maka peneliti memilah-milah bacaan tersebut dalam unit kecil.
c.      Unti-unit kecil tersebut membantu peneliti untuk mengklarifikasi.

5.     Teknik Analisis Data
          Berdasarkan data yang ada, maka dilakukan pengkajian dengan analisis data berdasarkan langkah-langkah :
1.     Membaca dan memahami cerita Lawomaru.
2.     Mengutip kalimat-kalimat yang mengandung nilai-nilai moral.
3.     Menentukan aspek nilai.

Berdasarkan kutipan data yang dikumpul berupa unit-unit kecil setiap paragraf dan penokohan yang mengandung nilai-nilai moral dikaji dengan analisis sebagai berikut :


No.
Wujud teks
Makna
Nilai moral
penokohan
1.








2.







3.














4.












5.













6.






Ba tumbu ba dodonia womba
`ago niha moroisa sarou
moloyo ba nasi si fasui Tano Niha.    (hal.28)
Lo ara aefa walowa tohare sorobu moroisa. Ero tohare ituyu laowomaru, ifazaumba ba nasi.   (hal. 29)
Afoli laowomaru wanofu-nofu wo’omonia andro afuriatania i’ombakha’o rahasia wa’a bolo nia. So siwa rozi mbugu hulo kawe, naladoni da’o ataya wa’a bologu.              (hal. 30)
Fefu zoloyo ba nasi sifasui Dano Niha igohi ba irabu ana’a ba firo ba nowu soloyu ihalo ifa’ano ba rumbi. I’ohe ba dogi nia. Ba niha nitagö soloyo ifafuli’ö ba mbanua,
         (hal. 30)
Menotera’u laomaru, laböbö zi zihoi. Ladodoni za’a danga ba za’a gahe. Lasofu mbörö wa ngabölö laomaru. Me tebai itaha sa’ae, i’ombakha’ö.
         (hal. 32)
Meno larongo da’ö ladöni mbu kawe Laowomaru. Aefa da’ö latibo’ö ba dalu nasi.
         (hal. 32)
Menjaga keberadaan pulau Nias dari penjarahan yang tidak bertanggungjawab.



Menghalau penjarahan dengan tenaga sakti yang dimiliki.



Menceritakan penyebab kesaktiannya kepada istrinya.











Hasil jarahan dari Nias dikembalikan di Pulau Nias.









Penyiksaan terhadap sihoi untuk menceritakan kesaktian suaminya.








Melepaskan kesaktian laowomaru.
Tanggungjawab








Tanggungjawab.







Kesetiaan suami pada istrinya.













Tanggungjawab.












Kurangnya kesetiaan sihoi kepada suaminya.










Pasrah.
Bertanggungjawab
(Laowomaru).







Berani.
(Laowomaru).






Keterpaksaan
(Laowomaru).













Bertanggungjawab
(Laowomaru).











Tersiksa
(Istri Laowomaru)











Kesal
(Laowomaru).











BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai
1. Pengertian Nilai
          Menurut KBBI (1988 : 615) Niali adalah “ Banyak sedikitnya isi; kadar; mutu “.
Menurut Purwadarmintta (1976 : 677) “Nilai mengandung arti harga (taksiran harga)”.
Napitupala (1988 : 8) menyatakan, “Nilai mendatangkan kesenangan pada masa kini dan berlanjutan pada masa mendatang.
Praja (2003 : 59) “Nilai artinya harga sesuatu yang mempunyai nilai bagi seseorang karena ia berharga pada dirinya.
Berteus (2004 : 87) “Menilai berarti menimbang suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan yang lain untuk selanjutnya diambil keputusan. Keputusan itu  merupakan nilai yang mengatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, indah atau tidak indah.
          Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang bermutu, berharga yang mendatangkan kesenangan yang disukai pada kehidupan manusia.

2.  Macam-macam Nilai
          Manusia dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari akan ditempuh dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai inilah selalu dipertahnkan dan dibudidayakan di tengah-tengah masyarakat, karena memiliki manfaat dalam pergaulan antar individu dalam masyarakat sehari-hari.
     Menurut Napitupulu (1998 ; 8) mengkategorikan nilai-nilai etika, keagamaan, sosial, budaya dan pendidikan.
a.      Nilai etika merupakan ajaran dan pedoman umum mengenai baik buruk.
b.     Nilai keagamaan merupakan hakikat dan nilai-nilai yang dimiliki dalam beribadah.
c.      Niali sosial merupakan hakikat mewujudkan keselarasan, penyesuaian terhadap lingkungan yang dianggap berguna.
d.     Nilai budaya.
e.      Nilai pendidikan aalah hakikat dan kelayakan yang dapat diwujudkan dalam masyarakat termasuk nilai ekonomi dan politik.

3.  Nilai-nilai moral dalam cerita Laowomaru
          Menurut KBBI (1988 : 592) “Moral adalah ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.” Pengertian etika (KBBI : 1988) “Ilmu tentang apa yang baik dan buruk.” dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai etika identik dengan nilai-nilai moral.

B. Pengertian Dongeng
     Menurut Hooykaas (1955 : 124) “Dongeng sebuah cerita singkat tentang sesuatu hal yang tidak pernah terjadi dan juga tidak mungkin terjadi menurut orang-orang dewasa atau orang Barat”.
Menurut Fang (1991 : 3-4) “Cerita rekaan tradisional merupakan sastra yang hidup di tengah-tengah rakyat yang dituturkan secara lisan oleh ibu kepada anaknya yang ada dalam buaian.”
Menurut KBBI (1988 : 212) “Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian yang aneh-aneh).”
     Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cerita dongeng merupakan cerita yang tidak pernah terjadi tetapi bertendensi tertentu yang relefan dalam kehidupan manusia sejak ribuan tahun yang lalu sampai sekarang.
     Cerita dongeng merupakan bagian dari sastra Indonesia lama yakni Prosa lama. Jenis prosa lama terdiri dari : Dongeng, Cerita bintang, Cerita jenaka, Cerita pelipur lara, dan hikayat.
     Cerita dongeng juga disebut sebagai cerita rakyat atau cerita tradisional. Cerita ini sudah merakyat ribuan tahun yang lalu sehingga sulit menelusuri dulu pengarangnya atau bersifat anomim. Cerita semacam ini dituturkan dari generasi ke generasi yang lebih muda secara lisan.
     Kemajuan IPTEK dewasa ini, cerita dongeng dapat disebar luaskan media kepada khalayak. Ada yang disebarkan melalui media cetak, maupun media elektronik. Setiap daerah telah mmpu mengenal cerita-cerita dongeng dari daerah lain. Bahkan cerita dongeng dari negara lain.
     Cerita dongeng terdiri dari :
1.     Mite
2.     Saga
3.     Legenda

C. Unsur-unsur pembangun cerita
     Unsur-unsur pembangun sebuah cerita adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari dalam berupa : plot, tokoh, latar, tema, sudut pandang dan unsur behasa. Unsur interinsik inilah mata rantai yang tak terpisahkan dalam karya sastra berupa cerita.
1. Unsur Intrinsik yang meliputi
a. Tema
          Tema secara etimologi berasal dari Bahasa yunani yakni Thetenai artinya sesuatu yang telah diuraikan atau ditempatkan dan akan dicapai. Tema menurut Sajunan (1998 : 8) adalah ”Merupakan ide, gagasan, pikiran yang mendasari jalan pikiran”.
          Dalam sebuah cerita tema tidak dinyatakan secara terang-terangan. Tema merupakan pokok persoalan yang menjiwai cerita. Tema hanya dapat diketahui dengan membaca cerita secara cermat dan berulang-ulang.
b. Plot atau Alur
          Plot adalah struktur penyusunan kejadian-kejadian dalam sebuah cerita yang tersusun berdasarkan hubungan kausalitas. Struktur alur cerita terbagi tiga bagian yakni : awal, tengah, dan akhir. Penyusunan alur sesuai hukum alur : kemasukakalan, kejutan, tegangan dan keutuhan.
c. Tokoh dan Penokohan
          Tokoh adalah Individu dalam cerita yang mengalami berbagai peristiwa (Sujiman, 1990 : 79). ”Penokohan merupakan penyajian wajah tokoh dan penciptaan citra tokoh dalam karya sastra”. Tokoh dapat dibedakan dua yaitu :  tokoh utama dan tokoh tambahan atau tokoh pendukung.
d. Latar
          Untuk mengetahui jalinan dalam cerita terdapat kehidupan para tokoh. Dengan demikian tidak terlepas dari tempat dan waktu peristiwa yang dialami tokoh cerita.
Menurut Abrams (1981 : 175) mendeskripsikan latar tiga kategori yaitu : waktu, tempat, atau sosial. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar adalah gambaran mengenai tempat, waktu, dan situasi terjadinya suatu peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita.
e. Sudut Pandang
          Sudut pandang merupakan cara pengarang menyajikan cerita. Dalam dunia sastra ada dua cara penyajian cerita, yakni : pengarang ikut mengambil peran dalam cerita, pengarang berada diluar cerita.
          Menurut Stanton (1965 : 26) Sudut pandang terbagi empat macam :
1.     Sudut pandang orang pertama sentral.
2.     Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu.
3.     Sudut pandang orang ketiga mahatahu.
4.     Sudut pandang orang ketiga terbatas.
f. Gaya Bahasa
          Gaya merupakan cara pemakaian bahasa yang spesifik dari seorang pengarang untuk mencapai tujuan nada cerita. Menurut Sihombing (1988 : 38) mengatakan, ”Gaya yang dimiliki pengarang adalah gaya yang digunakan untuk mengekspresikan isi hatinya.” Memilih kata, menyususn kalimat secara efektif, etis dengan maksud memberikan pesan kepada pembaca.

2. Unsur ekstrinsik yang meliputi
a. Produk sosial budaya tempat cerita itu lahir yaitu sifat dan latar belakang yang sesuai dengan zamannya, agama, ekonomi dan politik.
b.  Biografi yang menjelaskan riwayat hidup seseorang.

D. Sinopsis legenda Laowomaru
          Laowomaru salah satu tempat rekreasi di daerah Gunungsitoli. Jarak laowomaru dari Gunungsitoli kurang lebih 7 Km. Setiap hari libur tempat ini diramaikan oleh warga Kota Gunungsitoli untuk menghirup udara segar dan memandang lautan luas. Lokasi ini dekat jalan raya dan pantai yang indah. Kondisi inilah gaya tarik laowomaru selain setting dalam cerita legenda laowomaru.
          Nias pada zaman dahulu memiliki putra legendaris bernama Laowomaru. Orang tua laowomaru adalah Lahari Safusö kara dan ibunya bernama Iwo Watomasi. Lahari Safusö kara adalah anak dari Balugu Sirao. Dengan demikian laowomaru adalah cucu dari Balugu Sirao.
          Pada zaman dahulu Laowomaru memiliki rambut kawat sembilan helai di kepalanya. Rambut ini telah ada sejak dia dalam kandungan. Rambut inilah yang menimbulkan kesaktian laowomaru.
          Pada saat dewasa laowomaru berlayar mengelilingi Pulau Nias.Pada pelayarannya memerogoti pelayar-pelayar dari luar Nias yang mengambil emas, perak, dan hasil bumi Nias. Sejak itu laowomaru berniat menghalau pelayar dari luar Nias. Dia tidak segan-segan merampas perahu yang berisi hasil kekayaan Nias.
          Laowomaru beristrikan gadis cantik bernama Sihoi. Setelah pernikahannya, datang perampas kekayaan Nias dengan membawa peralatan parang dan tombak. Pada saat itu laowomaru menantang mereka dengan tenaga kesaktiannya. Akhirnya insiden itu berakhir denga kekalahan pihak gerombolan. Kemenangan aowomaru pada insiden ini menjadi keheranan istrinya dan orang-orang lain di luar Pulau Nias.
          Kesaktian laowomaru, Sihoi merayu suaminya untuk menceritakan kunci kesaktiannya. Beberapa hari kemudian laowomaru menceritakan yakni di kepalanya ada rambut kawat sembilan helai. Rambut itu kalau dicabut hilang kesaktian laowomaru.
          Pelayar-pelayar dari Pulau Nias yang berkeinginan mengambil kekayaan Nias. Mereka berembuk untuk mencelakakan atau membunuh laowomaru yang sering menghalangi mereka ke Nias. Mereka menangkap laowomaru. Kemudian dimasukkan ke dalam kerangkang besi dan di buang ke laut. Beberapa bulan kemudian kerangkangnya berkarat laowomaru ke luar dan kembali ke guanya seperti biasa.
          Peristiwa laowomaru belum mati, walaupun terendam beberapa bulan di dasar laut. Berita itu sampai kepada orang yang mencelakakannya. Timbul kekhawatiran yang amat sangat kalau-kalau laowomaru balas dendam. Akhirnya pelayar-pelayar dari luar Pulau Nias berembuk untuk membunuh laowomaru yang memiliki tenaga sakti.
          Pada hari yang ditentukan laowomaru ditangkap beserta Sihoi. Laowomaru dimasukkan kedalam kerangkang besi dan sihoi diikat, disiksa, dicabut kuku tangan dan kaki agar menceritakan penyebab dan anti kesaktian laowomaru. Tidak tahan dengan siksa, akhirnya membuka rahasia suaminya. Pedagang-pedagang yang tidak senang dengan laowomaru melakukan petunjuk sihoi istri laowomaru. Rambut laowomaru dicabut maka serentak hilang kesaktiannya. Karena laowomaru tidak sakti lagi maka akhirnya dibuang ke dasar lautan yang dalam. Sejak saat itu laowomaru meninggal.
          Gua tempat persembunyian laowomaru sampai sekarang warga Nias menamakan Degi Laowomaru. Di gua ini tersimpan benda-benda berharga milik laowomaru. Lubang dalm gua cukup luas dan panjangnya ± 10 Km.










E. Biografi Penulis Cerita Laowomaru

    Nama                         :    Drs. Angena’ö Zega
    Tempat tanggal lahir  :    Gawu-gawu Bo’usö, 9 april 1954
    Pendidikan                 :    SD Afia Tahun 1968
                                           SMP Kristen BNKP 1971
                                           SMA Kristen BNKP 1974
                                           Universitas Ahmad Jaya 1975
                                            Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Jakarta 1996
  Pekerjaan                   :    Staf direktorak bina sosial budaya                                                         Departemen Transmigrasi RI Jakarta Tahun 1980   
     Prestasi                      :    - Pegawai teladan Tahun 1997
                                           - Pendiri Yayasan SMP Bima harsa di desa  Gawu-gawu bo’usö
                                           - Mendirikan SMP Pelita kasih di desa awoni lausö Kec. Idano gawo.













Daftar Pustaka


1.     Muliono Anton M, Adiwinarta Sri Sukesi, Sunaryo Adi dkk, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdigbud RI, Jakarta.
2.     Zega Angenanö, 2008, Manomano Nono Niha, Yayasan Pelita Kasih.
3.     Rahmanto B, Hariyanto P, 1997, Cerita Rekaan dan Drama, Depdigbud RI, Jakarta.
4.     Imam, Kisyanti, Laksono, dkk, 2004, Materi Pelatihan Terantegrasi Bahasa Indonesia, Depdignas, Jakarta.
5.     Sumarjo, Yakob, 1976, Fiksi Indonesia Dewasa ini, Justicia, Bandung.
6.     Poerdarminta, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
7.     Tarigan, 1984, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Angkasa, Bandung.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar