Jumat, 01 Maret 2013

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDDIDIKAN

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDDIDIKAN
Gunungsitoli, Media Nusantara
Nopenius ZaiD:\Dokumen Foto\Dokumen Foto\RRI Gunungsitoli\Pro 2 Pemblajaran B. Indonesia\Pro 2 Kampus\DSC00364.JPGMenurut Syah (1995:10) bahwa “Pendidikan dapat diartikan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut tim penyusun kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa, “Kualitas (mutu) artinya tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan). Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 bab IV pasal 19 ayat 1 tentang Standar Nasional Pendidikan  (SNP) menerangkan bahwa, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemampuan sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
D:\Dokumen Foto\Dokumen Foto\Foto PPLT\PPLT di SD\DSC01877.JPGMenurut penulis, ada beberapa penyebab rendahnya mutu pendidikan khususnya di pulau Nias dan umumnya di Indonesia yakni: (1) Faktor internal meliputi: Ketidakmampuan anak itu sendiri; terbatasnya waktu siswa dalam belajar; motivasi siswa untuk belajar kurang dan penggunaan teknologi tidak tepat guna.  (2) Faktor eksternal, meliputi: Rendahnya pemerataan pendidikan; rendahnya kualitas guru; rendahnya sarana fisik; Pengelolaan yang tidak tepat; mahalnya biaya pendidikan dan rendahnya relevansi dengan kebutuhan. Hal ini di dukung oleh Gulõ dalam http://www.google.co.id “Ada dua hal yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di Pulau Nias yaitu faktor ketidakmampuan secara ekonomi, dan ketidakmampuan anak itu sendiri
Menurut penulis untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka ada beberapa solusi yang dilakukan secara umum, yakni:
1.         Berlangsung Les Privat di SDSiswa  yang melanjut pada jenis dan jenjang pendidikan perlu diadakan seleksi, terutama melalui tes wawancara. Dengan tujuan, agar siswa tidak salah memasuki suatu sekolah dalam keadaan terpaksa.
1.   Menerapkan disiplin, baik di dalam sekolah       maupun di luar sekolah.
2.     Memberikan motivasi kepada siswa dengan berbagai cara yang ditempuh oleh orang tua, guru dan pemerintah.
3.     Memberikan pemahaman yang jelas tentang penggunaan teknologi yang tepat serta menjelaskan dampak terhadap penyalahgunaan teknologi tersebut.
4.        Pemerataan pendidikan dilakukan dari pusat hingga sampai ke daerah secara berkesinambungan oleh pihak yang terkait.
5.        Untuk menempatkan seseorang guru di dalam tugasnya harus sesuai dengan profesinya, mengikuti seminar dan pelatihan lainnya yang berhubungan dengan pendidikan.
6.        Membangun sarana fisik seperti, ruang belajar, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain.
7.        Melakukan pengelolaan yang tepat yang dimulai dari pusat sampai kepada lembaga-lembaga pedesaan.
8.        Pemerintah harus memberikan bantuan kepada siswa yang ekonomi keluarganya menengah ke bawah.
9.        Sarana dan prasarana dilengkapi sesuai dengan kebutuhan yang tepat.
Hal ini di dukung oleh pendapat Wau dalam http://www.niasonline.net mengatakan, “Salah satu solusi yang dilakukan agar meningkatnya mutu pendidikan adalah menyediakan dana BOS ….”.

      Mahasiswa merupakan sebagai generasi muda yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Mahasiswa sebagai insan akademis juga sebagai makhluk sosial. Dengan tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa, diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti terhadap kemajuan pendidikan di pulau Nias.
Dengan tingkat intelektualitas dan cara berpikir yang dimiliki oleh mahasiswa secara dinamis. Hal itu belum cukup, jika tidak dibarengi dengan akhlak dan nilai norma-norma yang sesuai agama. Mahasiswa bukan hanya menjadi supervisor terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan politik saja. Melainkan mahasiswa harus mencari cara untuk memberikan sosial responbility dari arah yang lain. Salah satunya ialah dengan berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias.

 Mahasiswa yang sudah mampu dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan kepentingan akademis semata. Namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dan kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat. Pribadi yang diharapkan dalam hal ini adalah pribadi yang mampu melihat permasalahan disekitarnya serta menjadi bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Suatu keadaan yang sangat menyedihkan terhadap rendahnya mutu pendidikan di pulau Nias, hendaknya menjadi perhatian mahasiswa.

D:\Dokumen Foto\Dokumen Foto\RRI Gunungsitoli\Pro 2 Pemblajaran B. Indonesia\Pro 2 Kampus\DSC00361.JPGFungsi agent of social change yang melekat pada jati diri mahasiswa pada saat ini, hendaklah bukan sebatas slogan-slogan demontrasi saja. Namun suatu pemikiran yang yang rekonstruktif dan solutif terhadap permasalahan pendidikan. Sebagai mahasiswa ada beberapa perannya seperti yang dikemukakan oleh Isjoni dalam http://www.isjoni.com, Ada dua peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan yakni: (1) berperan sebagai petugas knowledge transfer dari dunia kampus menuju luar kampus dalam upaya mencerdaskan bangsa dalam berbagai bidang terutama kalangan menengah ke bawah; (2) sebagai pelopor dalam pembentukan community development untuk memacu dinamisasi kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Mahasiswa IKIP mengudara 
di RRI Gunungsitoli-NiasBerdasarkan uraian di atas,  dapat kita artikan bahwa mahasiswa sebagai calon guru yang profesional harus memiliki pribadi yang unggul. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di pulau Nias, antara lain:
1.     Sadar bahwa pendidikan itu penting
Kesadaran merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kelangsungan hidup.  Ketika adanya kesadaran seseorang bahwa pendidikan itu penting, maka ia berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. Sebaliknya jika kesadaran itu tidak ada, maka tidak akan pernah memiliki motivasi ingin tahu. Salah satu peranan mahasiswa IKIP Gunungsitoli dalam menyikapi hal ini adalah dengan terlibat mengisi acara pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di RRI Gunungsitoli-Nias.
2.        Intropeksi diri
Maksudnya seorang mahasiswa harus betul-betul mengintropeksi dirinya, baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Setelah pribadinya terbenahi, maka ia dapat mentransfer sejumlah ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama mahasiswa, dan masyarakat; memanfatkan teknologi informasi secara tepat.
3.        Sebagai mediator, merupakan suatu peran yang dilakukan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran selama berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami apa yang ingin disampaikan.
4.        Melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah, maksudnya mahasiswa peka terhadap kebijakan pemerintah dan mengajukan suatu pendapat dan saran sebagai solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pulau Nias.
5.        Sebagai fasilitator, merupakan peran mahasiswa dalam memberi pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
6.        Sebagai pelopor dalam pembentukan kelompok belajar untuk memacu dinamisasi masyarakat kalangan menengah ke bawah.
7.        Sebagai pembangkit, pendorong terhadap kelompok yang sudah ada di masyarakat yang selama ini belum berfungsi dan berusaha untuk memfungsikannya. Nopenius Zai (Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Gunungsitoli-Nias. No. Hp 081376758913). Selasa, 24 April 2012. (Yt.Z)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar